Minggu, 06 Mei 2012

Pinggiran Kota Pengiris Hati

Hujan Rintik turun ke batas kota itu
Semakin lama suaranya deras menderu
Terdengar Jerit tawa anak kecil riuh redam
Rintik air mulai meluap malampaui ambang

Suara berisik bedeng reot itu semakin terdengar
Semuanya mulai sepi hening serta sunyi
Hanya suara menakutkan akan petir yang gahar
Tumpukan seng rumah itu makin sempit terlihat

Akankah kau sadar petinggi!
Drama! Kau hanya mengurusi si tikus laknat yang muka dua!
Takkah kau mendengar tangis pilu dibawah reot gubuk batas jakarta itu?
Takkah kau melihat sengsaranya hidup dibawah derita kerasnya kota ini?!

Miris rasanya melihat menjulang tingginya si gedung mewah itu
Sedangkan si gubuk reot makin terpinggirkan oleh celotehan tak guna petinggi.
Bukalah hati! Bukalah Jiwa! hei kalian yang tertidur!
Cepatlah! bangun negeri ini! bangun agar tak semakin luluh lantak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar